September 19, 2008

PEMILIHAN DEKAN FTP 2008

Masa jabatan dekanat periode 2004-2008 hampir usai. Dekanat Fakultas Teknologi Pertanian yang dipimpin oleh Bpk. Dr. Ir. Abdul Rozaq, DAA akan diganti oleh kabinet yang baru layaknya pergantian ke-pemerintahan negara ini. Sama halnya dalam menyelenggarakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden, maka fakultas akan mengadakan pemilihan dekan periode 2008-2012. Tidak hanya FTP, seluruh fakultas yang ada di kampus UGM pun tengah mengadakan perhelatan akbar serupa pada waktu yang hampir bersamaan. Hal demikian terjadi mengingat SK Rektor UGM yang dikeluarkan pada bulan Juni lalu memutuskan bahwa akan diadakannya pemilihan dekan guna menetapkan dekan dan mengangkat wakil dekan. Tidak hanya itu, SK tersebut berisi tentang tata cara dan jadwal pelaksanaan pemilihan dekan. Berdasarkan hal itulah Fakultas Teknologi Pertanian akan melaksanakan pemilihan dekan pada tanggal 23 Juli 2008 nanti. Rangkaian acara tersebut diawali dengan pembentukan panitia pemilihan dekan setelah SK rektor turun. Panitia tersebut beranggotakan 2 guru besar, 3 anggota pemegang jabatan, 3 dosen mewakili jurusan, dan Ketua Senat Fakultas TP yang baru, Dr. Ir. Putu Sudira, M.sc, bertindak sebagai ketua panitia. Tugas panitia tentunya sesuai dengan apa yang tetera dalam SK Rektor yaitu melakukan penjaringan Bakal Calon Dekan, dan melaksanakan prosedur pemilihan. Calon dekan harus lolos berbagai persyaratan diantaranya adalah memiliki gelar setara Strata 3, pernah menjabat pimpinan unsur pelaksana akademik minimal selama 3 tahun dan umur tidak lebih dari 56 tahun. Setelah melalui proses verifikasi yang tidak sebentar, maka terpilihlah 6 kandidat yang siap bertempur di kancah pemilihan dekan FTP UGM. Keenam calon tersebut yaitu: 1.Dr. Ir. Djagal Wiseso M, M.Agr ( Wadek 1 ) 2.Dr. Ir. Sunarto Goenadi, DAA ( Dosen TeP ) 3.Dr. Ir. Abdul Rozaq, DAA ( Dekan saat ini ) 4.Dr. Ir. Moch Maksum ( Dosen TIP ) 5.Dr. Ir. Wahyu Supartono ( Dosen TIP ) 6.Prof. Dr. Ir Sri Raharjo, M.sc ( Kajur TPHP ) Jika kita amati data di atas, maka masing-masing jurusan akan mempunyai 2 kandidat calon dekan, hal ini tentunya akan meramaikan bursa pemilihan dekan. Proses pemilihan dekan tahun ini, sebenarnya dirasa kurang transparan dan aspiratif bagi mahasiswa, hal ini karena dalam penyelenggaraannya mahasiswa tidak dilibatkan secara langsung maupun tidak dilaksanakan pada musim libur kuliah. Selain itu kurangnya pemberitahuan dari fakultas sehingga banyak mahasiswa yang tidak tahu-menahu penyelenggaraan pemilihan dekan. Sebagian mahasiswa mendapatkan info tersebut dari sosialisasi BEM, dan teman ( Lihat poling Pemilihan dekan ). Dekan yang notabenenya adalah pemimpin tertinggi fakultas bagi para dosen, karyawan dan mahasiswa mempunyai wewenang terhadap kebijakan akademis fakultas, berbeda dengan rektor yang mempunyai wewenang lebih luas ke masyarakat dan pemerintah. Namun dekan hanya dipilih oleh dosen tetap fakultas dengan berbagai ketentuan, sedangkan karyawan dan mahasiswa tidak diikutsertakan. Fakultas TP sendiri mempunyai kurang lebih 86 dosen tetap mulai dari asisten ahli laboratorium sampai guru besar. Universitas Gadjah Mada sebagai universitas yang sudah dikenal seantero Indonesia seharusnya menjadi good governance universities, untuk itu transparansi adalah harga mati. Mahasiswa sebagai warga mayoritas fakultas tentunya mempunyai hak aspirated mengenai dekan yang sesuai terhadap kebijakan akademis yang tetntunya dirasakan oleh mahasiswa sendiri. Bukan hanya mahasiswa, karyawanpun berharap diikutsertakan dalam pemillihan pemimpin tertinggi fakultas tersebut ( lihat polling Pemilihan dekan ). Berbagai usaha dari mahasiswa sudah dilakukan agar aspirasinya tertampung, namun selalu saja terbentur dengan peraturan. Usaha terakhir yang dilakukan teman-teman lembaga di FTP adalah mengadakan debat terbuka dan pemaparan visi & misi bagi calon dekan. Ide-ide fantastispun juga sempat terlontar, misalnya memasang kamera CCTV pada saat pemilihan seperti halnya pada pemilihan rektor beberapa tahun lalu. Rencana tersebut hampir saja terlaksana jika saja salah satu calon dekan tidak menolak rencana tersebut. Beliau berasumsi bahwa debat terbuka dapat menyudutkan calon dekan lain. Hal tersebut memang cukup beralasan karena tentunya negative politic’s dapat saja terjadi. Apapun hasil dari pemilihan dekan nanti, tentunya mahasiswa sebagai civitas akademik berharap dekan terpilih akan mampu memajukan FTP dikemudian hari. Mari kita ramaikan Pemilihan Dekan FTP tahun ini!!!!

Artikel yang Berhubungan:



Artikel yang Berhubungan:



1 komentar: