September 19, 2008

DISKUSI TERBUKA, DUKUNG KENAIKAN HARGA BBM!?

Kamis, 22 Mei 2008, bertempat di ruang 1.03 gedung baru Fakultas Teknologi Pertanian UGM telah diadakan diskusi terbuka mengenai kenaikan harga BBM. Naiknya harga BBM yang terus melambung tinggi memang masih menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Pasalnya kebijakan ini menimbulkan stigma pro dan kontra di tengah masyarakat. Departemen Advokasi dan Pengkaji Kebijakan atau APK merasa perlu mengkaji lebih dalam dan luas lagi guna mencari solusi yang tepat dalam menyikapi masalah tersebut. Masalahnya bukan yang pro salah atau yang kontra benar, namun menurut ketua pelaksana kegiatan, Bachrul 'ain Wisesa atau yang akrab dipanggil aloel, menyampaikan bahwa minimal dari diskusi ini, kita semua dapat menciptakan mindset pikirannya masing-masing dalam menentukan sikap pro ataupun kontra yang diyakininya nanti. Dalam acara ini, hadir narasumber dari pihak yang pro dan kontra. Sikap pro terhadap kenaikan harga BBM ini diwakili oleh Prof. Dr. Sri Rahardjo selaku ketua jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP UGM. Beliau mengutarakan alasan untuk menyetujui kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM karena harga minyak Indonesia harus disesuaikan dengan harga pasar dunia untuk mencegah terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri. Selain itu tingkat ketergantungan pada BBM pun bisa ditekan apabila harga BBM naik, sehingga harapannya pemerintah dapat mengimbangi dengan memberikan pelayanan publik yang lebih baik contohnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Namun sikap yang bertolak belakang diwakili oleh Dr. Refrisond Baswir selaku Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM. Beliau mengungkapkan alasannya bahwa seharusnya semua persoalan ditangani secara komprehensif dan mendalam terhadap setiap masalah. Karena menurutnya semuanya tidak berhubungan antara satu masalah dengan yang lain, maksudnya ini semua soal pelepasan harga BBM ke mekanisme pasar Indonesia, jadi tidak ada kaitannya dengan hal pendidikan maupun kesehatan. Selain itu, Pak Baswir memperingatkan akan liberalisasi sektor migas oleh pihak asing. Bahkan sudah tercantum dalam UU migas no. 22 tahun 2001 tentang sektor migas yang siap diobral ke investor asing. Lagi-lagi menurut beliau USA adalah dalang dari naiknya harga BBM. Solusi yang beliau tawarkan untuk menghindari kenaikan harga BBM adalah dengan mengedepankan prinsip orang miskin harus disejahterakan, “padahal itu bisa dilakukan dengan cara nasionalisasi aset-aset bangsa dari tangan asing” tandasnya. Bagaimanapun juga kita selaku warga masyarakat Indonesia yang baik harus mempunyai dasar dalam menentukan sikap yang akan kita ambil. Sekali lagi bukan masalah kita bersikap pro atau kontra, namun lebih kepada apa yang menjadi dasar bagi kita dalam memilih sikap tersebut. (septa)

Artikel yang Berhubungan:



Artikel yang Berhubungan:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar