September 19, 2008
PEMILIHAN DEKAN YANG (TIDAK) TRANSPARAN
Buah karya dari :
RASIMIN (BONI)
Wakil Presiden BEM FTP UGM 2008
Pemilihan Dekan yang (tidak) Terbuka
Mungkin tak banyak yang tahu prosesi akbar pemilihan dekan Fakultas Teknologi Pertanian sedang digelar. Kabar ini kian hilang seiring dengan minimnya media publikasi dan sosialisasi dari panitia kepada “rakyat bawah” fakultas (baca: mahasiswa dan karyawan). Sehingga tak aneh jika terdapat mahasiswa yang tidak tahu - menahu ketika ditanya sudah sejauh mana proses pemilihan dekan berlangsung.
Mahasiswa dan karyawan memang pihak yang tidak memiliki hak suara pada proses pemilihan dekan. Karena menurut surat keputusan rektor tentang pemilihan dekan, hanya para dosen tetap, para tokoh bertitel (gelar akademis), yang memiliki hak suara. Ini berarti mereka yang nantinya menentukan siapa orang yang pantas memimpin fakultas ini empat tahun ke depan. Namun, hal ini bukan berarti kabar pemilihan dekan pantas dibuat elitis dan hanya menjadi konsumsi kalangan yang memiliki hak suara saja. Ironisnya, Ketika keterbukaan telah ada dimana - mana, proses pemilihan dekan justru terkesan ditutup - tutupi. Apakah hal ini memang harus ditutupi, adakah yang salah apabila proses pemilihan dekan dilakukan secara terbuka dan transparan?
Padahal mahasiswa dan karyawan juga akan menanggung kebijakan yang dikeluarkan dekanat yang baru nanti. Bahkan untuk sekedar tahu proses yang sedang berlangsung saja tidak difasilitasi dengan baik. Mungkin memang inilah nasib rakyat kecil yang harus terima saja, menanggung kebijakan dari orang yang tidak dipilihnya.
Saya menyadari bahwa amanah menjadi seorang dekan bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih bagi Fakultas Teknologi Pertanian yang bagi kebanyakan masyarakat biasa masih terasa asing ditelinga. Walaupun demikian, posisi orang nomor satu ditingkat fakultas ini tetap menarik minat berbagai kalangan. Hal ini terbukti tak kurang dari enam orang calon dekan siap beradu visi - misi dan program dihadapan rapat senat fakultas nanti.
Keenam tokoh tersebut adalah Bpk. Abdul Rozaq (Dekan 2004 - 2008), Bpk. Djagal Wiseso (Wakil Dekan bidang Akademik), Bpk. Sri Rahardjo (Ketua Jurusan TPHP), Bpk. Wahyu Supartono (Dosen Pengajar TIP), Bpk. Moch. Maksum (Dosen Pengajar TIP), terakhir adalah Bpk. Sunarto Goenadi (Dosen Pengajar TeP).
Mahasiswa dan karyawan tentu berhak dekat dengan calon orang nomor satu di fakultas yaitu dekan. Kalaupun kami (mahasiswa dan karyawan) tidak memiliki hak suara, paling tidak kami dapat menyampaikan aspirasi, ide, pemikiran bahkan keluh kesah kepada para calon dekan. Tak lain semata hanya untuk kemajuan fakultas ke depan. Oleh karena itu, kesempatan untuk dekat dengan para calon dekan seharusnya difasilitasi oleh panitia.
PR Dekan mendatang
Tiga tahun berada di fakultas ini memang dirasa belum cukup bagi saya untuk memahami berbagai kekurangan yang ada pada fakultas ini. Akan tetapi, paling tidak ada beberapa point penting yang seyogyanya dipertimbangkan untuk dilakukan di masa mendatang oleh dekan terpilih.
Pertama, perkuat posisi Fakultas TP pada tataran Agrokompleks. Posisi yang dimaksud adalah eksistensi dan prestasi fakultas pada level rumpun. Tentu menjadi hal yang membanggakan ketika beberapa tahun lalu ketiga jurusan yang kita miliki memperolah dana hibah dari DIKTI. Prestasi ini membuktikan bahwa kredibilitas fakultas patut dibanggakan. Ancaman melemahnya posisi kita masih tetap ada jika melihat geliat fakultas lain yang tentu ingin mendulang prestasi juga. Terlebih isu tentang kehadiran Jurusan Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian sempat mengancam eksistensi Fakultas TP.
Kedua, membangun Jaringan Alumni yang kuat. Kita semua tahu bahwa setiap tahun fakultas menerima mahasiswa baru rata - rata sekitar 250 - 300 orang. Apabila siklus proses pembelajaran berjalan sempurna tentu sebanyak itu pula jumlah mahasiswa TP yang diwisuda tiap tahunnya. Alumni merupakan salah satu aset fakultas yang menurut saya selama ini tidak dioptimalkan. Selama tiga tahun berada di fakultas ini saya meragukan eksistensi dan kekuatan jaringan alumni kita. Entah apa penyebabnya, akan tetapi menurut saya tidak adanya pengorganisasian yang baik menjadi salah satu penyebabnya. Padahal alumni merupakan elemen penting bagi fakutlas yang akan membawa benefit ketika diorganisir dengan baik. Misal menjadi sumber informasi adanya lowongan pekerjaan, memperkuat image fakultas melalui profil-profil alumni yang sukses, dan lain sebagainya.
Ketiga, lakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar tentang TP. Tentu menjadi hal yang menyakitkan bagi mahasiswa TP ketika banyak yang menganggap bahwa fakultas teknologi pertanian adalah bagian dari fakutlas pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang fakultas TP tidak ada. Kondisi senada juga terjadi pada kalangan pelajar yang menjadi mahasiswa baru fakultas TP. Ironisnya, Sebagian besar mahasiswa baru memilih fakultas TP sebagai pilihan kedua, atau bahkan ketiga bila ada. Inisiatif mereka memilihpun bukan karena mereka telah mengetahui seperti apa fakultas TP, akan tetapi lebih lantaran tergiur kata teknologi, industri, teknik yang disandang nama fakultas dan jurusan yang ada.
Saya menilai memang bukan pekerjaan mudah untuk membangun pemahaman masyarakat tentang TP, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat membantu yakni optimalisasi keberadaan dan fungsi web TP. Ikut sertakan peran serta mahasiswa untuk sosialisasi, dan lain sebagainya. Siapapun dekan terpilih, beberapa PR besar telah menanti. Dengan proses pemilihan yang terbuka, demokratis, dan transparan harapannya terpilih dekan yang yang memang benar - benar mampu dan mau membangun TP yang lebih baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar