September 19, 2008
MEMBENTUK PRIBADI MELALUI PRAKTIKUM ALA TeP
Pemandangan berbeda terlihat di selasar dan kantin Fakultas Teknologi Pertanian UGM pada hari Sabtu tanggal 24 Mei 2008 kemarin. Pemandangan yang disuguhkan jurusan teknik pertanian angkatan 2007 ini lain dari biasanya mengingat jarang mereka se-bersatu dan se-kompak ini. Usut punya usut, hari ini mereka berangkat menunaikan praktikum lapangan untuk mata kuliah sistem pertanian. Tahun ini daerah Bantul menjadi objek kunjungan.
Awalnya, acara praktikum akan dimulai pada pukul 7.00 WIB ditandai dengan keberangkatan tiga bus kota – sama dengan jumlah kelompok praktikum – yang telah disewa. Namun, keterlambatan satu jam kedatangan bus membuat semua jadwal molor. Antusiasme praktikan yang menjadikan kegiatan ini sebagai sarana ‘bermain sambil belajar’ dengan cepat menghapus keletihan di wajah mereka selama menunggu bus. Menurut Paul (TeP 2007), praktikum lapangan itu dihadapi dengan santai dan asyik saja, tidak perlu terlalu serius. Setelah ketiga bus tiba, asisten membimbing tiap kelompok untuk segera memasuki bus.
Pagi itu, perkumpulan peternak sapi “Sumber Barokah” di Dusun Tangkil menjadi tujuan pertama. Kelompok yang didirikan untuk menunjang kembali perekonomian daerah yang dilanda dampak bencana alam Jogja dan sekitarnya pada tahun 2006 lalu merupakan partner kerja dari IBK serta berperan sebagai penggaduh. Apa sih IBK dan penggaduh? IBK atau Institut Bisnis-Ekonomi Kerakyatan adalah lembaga yang didirikan oleh Ibu Tri Mumpuni dan berperan sebagai pemilik sapi, sedangkan penggaduh bertugas untuk menjamin kehidupan beserta pembibitannya selama dititipkan. Ilmu yang diserap dari musyawarah dengan pengurus perkumpulan, seperti macam-macam sapi, perkawinan, dan pemanfaatan kotoran sebagai sumber energi alternatif. Praktikan dengan tekun menyimak penuturan Pak A’an – lulusan Sastra Indonesia UNS 2005 yang bekerja sebagai pendamping dari IBK – tentang penyaringan gas metana yang dihasilkan kotoran menggunakan alat biodigester. Ada dua biodigester yang dipamerkan, bentuk horizontal dan vertikal. Fungsi dan kerja sama, yang membedakan adalah wujud serta tentunya biaya pembuatan. Di dalam tabung biodigester terjadi proses pengenceran, pengasaman oleh bakteri anaerob, dan penyaringan gas metana. Pak A’an juga dengan senang hati menunjukkan cara mengumpulkan gas metan beserta penggunaan kompor tenaga gasnya.
Kedua, mahasiswa Tep 2007 dibimbing menuju Dusun Munthuk tempat perkumpulan pengrajin bambu. Penduduk di sini masih primitif, sejak kecil sudah dididik mengirat dan menganyam bambu menjadi bentuk lain yang lebih fungsional. Sistem upgrading mereka semakin menggambarkan betapa mereka begitu mengandalkan tenaga lokal, jika ada produk baru mereka tinggal bermusyawarah dan dalam waktu seminggu mereka sudah mampu membuat sendiri barang tersebut. Kecuali pada bahan baku, kebutuhan akan pasokan bambu berkualitas dan berkuantitas masih tinggi, seiring sulitnya menanam bambu sendiri. Untuk pengadaan bahan baku didatangkan langsung dari Purworejo dan Kulonprogo. Semangat wirausaha yang mereka miliki memang patut diacungi jempol, apalagi untuk bertahan di situasi ekonomi sulit.
Kunjungan terakhir diarahkan ke Kebun Buah Mangunan. Kebun yang masih masa percobaan agrowisata ini baru dibangun lima tahun lalu dengan jenis tanaman, seperti jeruk keprok dan durian. Praktikan juga bisa mempelajari tentang peternakan sapi lagi diikuti pembuatan pupuk kandang dan proses fermentasi jerami sebagai alternatif makanan ternak ketika musim kemarau. Semua tahap diikuti serius tetapi santai oleh praktikan.
Praktikum lapangan perdana untuk TeP 2007 ini tidak mengalami kendala berarti sebelum, ketika, maupun sesudah pelaksanaan. Kedatangan bus yang terlambat, salah jalan, atau mungkin miss communication mungkin sedikit yang patut dicermati. Niat mulia sebagai putra bangsa yang kompeten dalam mengembangkan dan memanfaatkan pertanian Indonesia merupakan modal utama dalam membangun empati serta simpati kita terhadap rakyat kecil yang sesungguhnya amat besar peranannya. (zilma)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar